Bandung – Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menilai Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq di Ciwidey, Kabupaten Bandung, memiliki potensi besar untuk mendukung pemenuhan bahan baku dalam program makan bergizi gratis (MBG).

Saat meninjau langsung kesiapan dan kapasitas produksi Kopontren Al-Ittifaq pada Kamis (8/2), Budi Arie mengapresiasi sistem pertanian dan rantai pasok modern yang telah diterapkan koperasi tersebut. Ia berharap model ini dapat diadopsi oleh koperasi lain di berbagai daerah di Indonesia.

“Dengan jumlah calon penerima manfaat MBG di Kabupaten Bandung sekitar 659 ribu orang dan di Kota Bandung 448 ribu orang, kebutuhan bahan pangan sangat besar. Koperasi seperti Al-Ittifaq memiliki peran penting dalam memastikan pasokan tetap stabil,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa sebelum program MBG resmi dimulai pada Januari 2025, Kemenkop akan melakukan koordinasi dengan koperasi pertanian untuk menjamin ketersediaan bahan baku, termasuk beras, sayur, ayam, telur, dan susu.

Ketua Kopontren Al-Ittifaq, Agus Setia Irawan, menyambut baik peluang ini dan menyatakan kesiapan koperasi dalam mendukung program MBG.

“Kami sudah terbiasa menyerap hasil pertanian dari petani dan mendistribusikannya ke berbagai ritel modern. Dengan adanya program MBG, kami optimis bisa meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan distribusi,” kata Agus.

Selain untuk wilayah Bandung, Kopontren Al-Ittifaq juga didorong untuk memasok hasil pertaniannya ke daerah lain yang membutuhkan, terutama bagi wilayah yang memiliki keterbatasan sumber daya pertanian. Dengan kolaborasi antara koperasi, pemerintah, dan sektor terkait, diharapkan program MBG dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.

Open chat
Halo bisa ada yang dibantu?