KH. Fuad Affandi lahir pada 20 Juni 1948. Beliau adalah generasi ketiga dari pendiri Pesantren Al-Ittifaq. Pada tahun 1934, KH. Mansyur mendirikan Pondok Pesantren Salafiyah Ciburial. Pada Tahun 1953 setelah KH. Mansyur wafat, Pesantren Ciburial dipimpin oleh sang anak, yaitu KH. Rifa’i. Setelah KH. Rifa’i wafat pada tahun 1970, sang cucu KH. Fuad Affandi memimpin pondok.

Semasa muda beliau banyak berkelana ke berbagai pesantren untuk mencari ilmu. Riwayat pendidikan yang ditempuhnya antara lain adalah Sekolah Rakyat yang dijalani sampai kelas 4. Setelah itu Mang Haji muda memutuskan untuk nyantri di Sukasari Bandung, Sumedang, Banjarpatroman Ciamis, dan Al- Hidayah Lasem. Konon belau juga sering ngaji di Pesantren Sarang Rembang, kemudian berpindah lagi untuk nyantri ke Pesantren Sunan Drajat Lamongan. Beliau juga sempat berkelana di beberapa pondok pesantren di Jawa Timur lainnya untuk thalabul ilmi antara tahun 1957 sampai 1966.

KH. Fuad Affandi adalah sosok kyai yang egaliter dan revolusioner. Kebijakan pertamanya adalah mengubah nama Pengajian Ciburial menjadi Pondok Pesantren Al-Ittifaq yang artinya kerjasama yang baik. Kedua, mendirikan pendidikan formal mulai dari tingkat RA sampai Madrasah Aliyah. Kemudian, mengembangkan perekonomian masyarakat di bidang pertanian- peternakan dan mendirikan Koperasi Pesantren.

Di bawah kepemimpinannya, Al-Ittifaq berubah menjadi sebuah lembaga yang besar dan terkenal sampai ke luar negeri bahkan banyak menjadi percontohan dan bahan penelitian karena berbagai keberhasilannya, terutama dalam bidang Agribisnis.

Semua presiden yang pernah berkuasa di negeri ini pernah memberikan berbagai penghargaan kepada KH. Fuad Affandi dan Al-Ittifaq atas jasa-jasa dan keberhasilannya dalam mengembangkan ekonomi di sektor pertanian dan ketahanan pangan.

Beliau juga merupakan seorang penulis. Dua buah buku dalam bahasa Sunda ditemukan beredar atas nama penulis: KH. Fuad Affandi, yang dalam bukunya lebih sering ditulis “Puad Apandi”.

Buku pertama menjelaskan kitab al-Hikam karya ibn ‘Athaillah yaitu “Bahasan Ayat-ayat Hikam”. Serta menjelaskan kitab Minhajul Ashfiya karya Syaikh Abu Bakar Syatha penulis l’anatut Tholibin dalam buku yang keduanya yaitu “Kitab Azkiya”.

Open chat
Halo bisa ada yang dibantu?